Sunday, March 11, 2007

Handphone berkamera Sony Ericsson K750i

Setelah diberitahu teman, bahwa fasilitas kamera di handphone SE K750i sudah bisa dipertanggungjawabkan, maka saya tergoda juga untuk memiliki handphone tersebut.

Ternyata benar juga. Mungkin ini handphone pertama pada zamannya (akhir tahun 2005) yang kamera nya bisa diandalkan. Gambarnya tajam, warna bagus, gradasi lumayan tidak jomplang. Tapi tetap tidak bisa mengalahkan kamera digital beneran, apalagi kamera digital kelas atas yang mahal.
Setidaknya untuk fasilitas tambahan pada sebuah handphone, sangat oke deh... jadi tertarik untuk membuat klub foto yang anggotanya khusus menggunakan handphone. Soalnya pasti nanti akan semakin banyak handphone yang fasilitas kameranya semakin baik. Jadi asyik...

Tidak seperti handphone lain, yang fokusnya mati, SE K750i ini bisa memilih fokus dengan otomatik. Fokus nya juga tidak lelet amat. Boleh dibilang oke lah, apalagi pada tahun 2005. Tapi ada kekurangnyamanan nya juga. Setelah mengambil satu gambar, kita tidak bisa langsung memotret lagi. Kita harus menekan tombol lain, baru memotret lagi. Untuk hasil, foto yang didapat saya coba cetak hingga ukuran 20x25cm. Ternyata memuaskan juga. Sekali lagi, jangan dibandingkan dengan kamera digital beneran, walaupun kamera digital itu kelas bawah.

Kesimpulan, untuk ambil gambar dikala darurat enggak bawa kamera beneran, SE K750i ini boleh juga lah. Sayang, untuk sebuah handphone, buku alamatnya terlalu sedikit, cuma bisa simpan 500 entri. Dan handphone ini cuma bisa menampilkan 11(+2)digit nomor telepon. Padahal nomor hp sekarang ini banyak yang terdiri dari 12(+2)digit, sehingga untuk nomor tersebut, angka terakhirnya tidak terlihat langsung.

Tuesday, March 6, 2007

Motret di laut pakai Olympus mju720












Bulan September 2006 yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi Phuket di Thailand, yang terkenal dengan wisata bahari-nya. Dengan grasa grusu, saya cari pinjaman kamera yang tahan air biar bisa dipake nyemplung ke laut. Akhirnya dapat Olympus mju720 yang katanya tahan air sd 3meter, dan tahan jika dibanting dari ketinggian 1,5meter. Asyik...

Ketika pertama kali pegang mju720, kamera itu terasa sangat maskulin. Gagah deh. Bahannya metal, dengan sudut dan garis yang macho. Ketika kamera di-nyala-kan, LCD terlihat cerah, dan panduan panduan yang mudah dimengerti. Keren abis...

Sebelum memotret di dalam air, selama di kapal (menuju Phi phi island) saya mencoba dulu motret di darat. Tidak buruk, tapi tidak istimewa juga. Sama seperti sodara sodara olympus yang lain, gambar tajam, warna bagus, tapi respon agak lambat. Mengenai "menjatuhkan kamera" dari ketinggian 1,5meter, saya tidak melakukannya. Maklum barang pinjeman, walaupun kameranya tidak rusak, tapi kalo lecet 'kan mesti ganti juga. Ogah ah. he he he...

Setelah tiba di Maya bay, itu Olympus akhirnya berenang juga. Mantab... motret dalam air laut tidak takut kamera rusak. Padahal biasanya kalo ke pantai, hati ini selalu was was. Kamera ogut ke-asinan ga ya? Sebenarnya kalo cuma ke pantai kan nggak berenang, cuma kena udara laut doang ketakutan... Maklum, saya pernah disodorin kamera yang almarhum karena kena air laut. Menyedihkan sekali deh...

Waktu mau motret di dalam air, saya set kamera di program yang khusus untuk motret dalam air. Jadi saya ga perlu repot ngurus white balance, kompensasi cahaya, dll. Asyik juga.
Tapi setelah nyemplung beneran, baru deh satu per satu masalah pada keluar. Ini resiko nya kalo mau coba coba, tapi ga kenal medan. Cerita nya mau nyelem (skin diving), udah pakai baju pelampung, snorkle, google, dan fin, tapi ga punya ilmu nyelam yang memadai. Akhirnya sia sia deh. Pakai google kelama-an, kepala tertekan, akhirnya pusing (atau mungkin masuk angin kali ya, semalam kurang tidur jalan jalan di Bangla, pagi di kapal kena angin, he he he bela diri...). Nyali akhirnya ciut. Ga berani nyelem sampe dasar, walau cuma 2meter-an. Akhirnya cuma ngambang ngambang aja di permukaan. he he he tengsin deh...

Kita berenang bareng sama ikan ikan. Jadi obyek foto kita saat ini pasti ikan yang berenang. He he he, ngga gampang bung! Itu ikan berenang kesana kesini, kamera kita ngikutin arah ikan berenang, alhasil fokus nya ga dapet dapet. Brengsek! Sorry, bukan kamera nya yang jelek, tapi memang saya yang ga becus motret dalam air. Jangan kan motret, ngurus diri sendiri aja jantung masih mpot mpot an. Laen kali kayaknya mesti belajar dulu menyelam yang bener. Laut tidak sama dengan kolam renang, sobat!

Untuk mempermudah fokus, akhirnya lensa saya set di sudut lebar. Mujarab! Fokus jadi lebih mudah. Tapi foto ikannya jadi kecil kecil. Ada ikan yang memang dekat sekali dengan kita, baru bisa terlihat besar. Foto nya tetap tidak bagus, sebab serombongan ikan yang ukurannya nyaris sama, di foto terlihat sangat berbeda ukurannya, sebab dengan lensa wide, perspektifnya jadi jomplang.

Setelah naik ke darat, sesuai petunjuk perawatan yang dianjurkan, kamera saya bilas dengan air tawar, lalu di lap pakai handuk hingga kering. Aman... saya fikir. Tidak lama baterai pun habis. Padahal motretnya ga banyak, tapi baterainya cepat habis. Artinya itu kamera boros energi ya?! Terpaksa pemotretan pakai Mju720 dihentikan. Ceritanya selesai? Belum!

Malam hari, setelah tiba di hotel, saya periksa lagi itu kamera Olympus, sekalian review hasil pemotretan tadi siang. Ketika saya periksa lensa, saya cukup kaget, ternyata ada sisa air yang membekas di lensa berbentuk bercak. Saya coba bersihkan dengan kapas, dan air putih. Cilaka, ga bisa dihapus. Kayaknya bercak itu paten. Wah, kebayang deh mesti gantiin itu kamera. Padahal secara keseluruhan, setelah nyoba, saya merasa nggak cocok sama kamera itu. Nasib...
Jurus terakhir! Keluarkan Lens Cleaning Set! Saya bersihkan lensa dengan alkohol dan kapas. Aduh, untunglah bercaknya hilang. Dan kamera tidak ada masalah apa apa. Segera deh kamera disimpan, dan tidak dipakai lagi. Setelah pulang, segera kamera saya kembalikan kepada yang berwenang. Terima kasih ya bos....

Thursday, March 1, 2007

Kodak V570 yang Dua Lensa


Sebenarnya aneh juga sih pertama kali melihat Kodak V570 yang punya dua lensa. Dan rasanya koq pemborosan amat? Tapi setelah menyimak alasannya kodak membuat kamera dengan 2 lensa tersebut, saya malah kagum dengan kamera tersebut. Ya kagum, karena saya menilai, untuk sebuah kualitas gambar, kodak tidak mengenal kata kompromi, walau tindakannya dianggap tidak biasa. Satu kamera, dengan dua lensa. ( Kasus ini jangan disamakan dengan kamera jaman dulu rollei, karena kasusnya tidak sama)
Oke, Kodak menanamkan 2 lensa pada V570 itu dengan alasan agar didapat sudut lensa yang sangat lebar, yaitu 23mm, dan tidak meninggalkan selera konsumen fotografi kita, yaitu lensa zoom. Untuk mendapatkan fasilitas zoom, dengan sudut lensa yang sangat lebar itu, mungkin Kodak berhadapan dengan buah simalakama. Apakah kualitas dipertahankan, tetapi lensa tidak bisa mencapai 23mm, atau bisa mencapai lensa lebar 23mm, tapi lensa itu bukan lensa zoom. Dan akhirnya Kodak menanamkan kedua lensa itu sekaligus. Hebat!
Memang baru kali ini saya menemukan kamera poket dengan lensa yang sangat lebar, 23mm. Saat itu kebanyakan lensa lebar hanya 35mm, atau paling banter 28mm. Jadi dengan fasilitas lensa seperti ini, Kodak sempat menawan hati saya. Maklum, saya memang suka dengan lensa lebar.
Dalam pemakaian, body nya yang terasa kokoh, karena bahannya metal, tapi sayang dipegangnya agak licin, dan kurang ergonomis. Dimensi kamera cukup tipis, tapi sayang agak memanjang.
Ketika kita mengatur tombol zoom ke 23mm, maka lensa 23mm fix itu yang bekerja, sedangkan lensa yang satunya (lensa zoom) dimatikan. Sebaliknya jika kita menarik tombol zoom itu ke tele, maka lensa zoom yang digunakan, dan lensa fix nya mati. Untuk konsumen awam, mungkin pemindahan lensa itu tidak terasa, jadi seperti menggunakan kamera biasa pada umumnya.
Hasil foto bisa diandalkan, dengan warna yang baik, pengukuran cahaya yang baik, dan ketajaman yang baik pula, dan jangan lupa, lensa lebarnya itu sungguh mempesona. sayangnya, syarat saya yang pertama untuk sebuah "kamera teman sehari hari" adalah kecepatan, makanya tidak menjadi pilihan saya menggantikan LUMIX FX9. Kodak V570 ini tidak lelet, tapi belum secepat yang saya harapkan.